Panen Raya Padi di Halmahera Tengah, Edi Langkara: Hasil Kerja Nyata Pemerintah dan Masyarakat

20210308_123032-COLLAGE~2Progresnews.Info–Petani di Desa Wairoro, Kecamatan Weda Selatan, Halmahera Tengah, Sabtu 6 Maret 2021 melakukan panen raya padi.

Panen perdana yang dihadiri Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kemnaker Suhartono, itu adalah padi variates M400 dan M70 D, dengan luas lahan kurang lebih 165 hektar dari yang ditanam sekitar 300 hektar.

Bupati Halmahera Tengah, Edi Langkara, mengatakan kegiatan ini bagian dari arahan pemerintah pusat terkait penguatan ekonomi. Karena saat ini Indonesia diterpa bencana non-alam, yakni COVID-19.

Edi bilang, terdapat beberapa segmen dalam pandemi COVID-19. Segmen pertama tanggap darurat, segmen kedua penanggulangan kesehatan dan segmen ketiga penguatan ekonomi.
Di segmen penguatan ekonomi ini, kata Edi, Pemda Halmahera Tengah menganggarkan Rp 50 miliar. Dari jumlah ini, sektor pertanian sebesar Rp 20 miliar.

“Sementara realisasinya belum sampai Rp 10 miliar. Tapi dari hasil yang ditanam kurang lebih 300 hektar lahan yang ditanami padi, dan yang dipanen hari ini 165 hektar,” jelasnya, seperti dilansir Halmaherapost.com

Menurut Edi, ini merupakan hasil kerja nyata dari pemerintah dan masyarakat Halmahera Tengah, dan kegiatan ini belum ada sentuhan dari pemerintah pusat.

“Ini murni dari anggaran APBD Halmahera Tengah,” tandasnya.

Pemda berkeyakinan dan berkomitmen bahwa petani yang unggul adalah keberhasilan di sektor pertanian dan akan bermuara pada keberhasilan pada sektor lain, termasuk rumah industri dan industri kecil.

Menurut Edi, wilayah Halmahera Tengah memiliki 3 sentra produksi di sektor pertanian, di antaranya Desa Wairoro Kecamatan Weda Selatan, Desa Kobe Kulo Kecamatan Weda Tengah dan Trans Wale Kecamatan Weda Utara.
Namun dalam sejarah pertanian di Halmahera Tengah, Desa Wairoro yang lebih unggul dari 2 daerah transmigrasi tersebut.

“Saya tidak tahu apakah tanah Wairoro lebih bagus atau petaninya yang unggul, ataukah pemerintah yang cenderung terlalu perhatian terhadap warga Wairoro. Yang jelas saya yakin petaninya yang lebih bagus,” katanya.

Edi menambahkan, padi yang dipanen hari ini, setelah sampelnya diambil Dinas Pertanian Halmahera Tengah dari seluruh padi variates yang ada, menghasilkan 13 ton per-hektar.

“Kalau bibit padi biasa maksimum hanya 4 ton per-hektar, dan bibit M 70D ini maksimum 12 ton. Paling rendah 8 ton per-hektar,” ungkapnya.

Edi berharap, setelah panen raya ini bisa terus diolah, agar petani lebih unggul. Karena tidak mungkin tiap tahun pemerintah akan memberikan bantuan.

“Dengan ini paling tidak ke depan petani sudah mandiri lewat pengalaman empirik selama 4 bulan,” tutupnya. (Aloy/dbs)

Progresnews.Info–Petani di Desa Wairoro, Kecamatan Weda Selatan, Halmahera Tengah, Sabtu 6 Maret 2021 melakukan panen raya padi.

Panen perdana yang dihadiri Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kemnaker Suhartono, itu adalah padi variates M400 dan M70 D, dengan luas lahan kurang lebih 165 hektar dari yang ditanam sekitar 300 hektar.

Bupati Halmahera Tengah, Edi Langkara, mengatakan kegiatan ini bagian dari arahan pemerintah pusat terkait penguatan ekonomi. Karena saat ini Indonesia diterpa bencana non-alam, yakni COVID-19.

Edi bilang, terdapat beberapa segmen dalam pandemi COVID-19. Segmen pertama tanggap darurat, segmen kedua penanggulangan kesehatan dan segmen ketiga penguatan ekonomi.
Di segmen penguatan ekonomi ini, kata Edi, Pemda Halmahera Tengah menganggarkan Rp 50 miliar. Dari jumlah ini, sektor pertanian sebesar Rp 20 miliar.

“Sementara realisasinya belum sampai Rp 10 miliar. Tapi dari hasil yang ditanam kurang lebih 300 hektar lahan yang ditanami padi, dan yang dipanen hari ini 165 hektar,” jelasnya, seperti dilansir Halmaherapost.com

Menurut Edi, ini merupakan hasil kerja nyata dari pemerintah dan masyarakat Halmahera Tengah, dan kegiatan ini belum ada sentuhan dari pemerintah pusat.

“Ini murni dari anggaran APBD Halmahera Tengah,” tandasnya.

Pemda berkeyakinan dan berkomitmen bahwa petani yang unggul adalah keberhasilan di sektor pertanian dan akan bermuara pada keberhasilan pada sektor lain, termasuk rumah industri dan industri kecil.

Menurut Edi, wilayah Halmahera Tengah memiliki 3 sentra produksi di sektor pertanian, di antaranya Desa Wairoro Kecamatan Weda Selatan, Desa Kobe Kulo Kecamatan Weda Tengah dan Trans Wale Kecamatan Weda Utara.
Namun dalam sejarah pertanian di Halmahera Tengah, Desa Wairoro yang lebih unggul dari 2 daerah transmigrasi tersebut.

“Saya tidak tahu apakah tanah Wairoro lebih bagus atau petaninya yang unggul, ataukah pemerintah yang cenderung terlalu perhatian terhadap warga Wairoro. Yang jelas saya yakin petaninya yang lebih bagus,” katanya.

Edi menambahkan, padi yang dipanen hari ini, setelah sampelnya diambil Dinas Pertanian Halmahera Tengah dari seluruh padi variates yang ada, menghasilkan 13 ton per-hektar.

“Kalau bibit padi biasa maksimum hanya 4 ton per-hektar, dan bibit M 70D ini maksimum 12 ton. Paling rendah 8 ton per-hektar,” ungkapnya.

Edi berharap, setelah panen raya ini bisa terus diolah, agar petani lebih unggul. Karena tidak mungkin tiap tahun pemerintah akan memberikan bantuan.

“Dengan ini paling tidak ke depan petani sudah mandiri lewat pengalaman empirik selama 4 bulan,” tutupnya. (TU)

Silahkan di ShareTweet about this on TwitterShare on Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *